KHITAN atau sunat bukan merupakan hal yang asing lagi, karena sebagian dari kita telah melaksanakannya terutama lelaki muslim. Khitan biasanya dilaksanakan saat anak berusia di bawah 10 tahun. Khitan salah satu bentuk menjaga kebersihan diri dan kesehatan sesuai dengan sunnah Rasul yang harus dijalankan. Badan Dakwah Islam (BDI), Bazma, Persatuan Wanita Patra (PWP) dan RS Pertamina menggelar khitanan masal anak-anak kurang mampu dari empat masjid dalam rangka Maulid Nabi Muhammad SAW.
Khitan cara pengislaman dengan membuang kulit yang membungkus kepala kulup. Ketentuan ini berlaku bagi laki-laki dan perempuan, terutama bagi laki-laki, merupakan kewajiban untuk masuk Islam, karena kemaluan dianggap mengandung najis yang berpengaruh terhadap keabsahan salat.
Khitan telah berlaku sejak nabi-nabi yang terdahulu. Khitan sangat baik untuk kebersihan diri dan kesehatan,” kata Pjs GM Pertamina RU III, Fahmi Amrusji didampingi Ketua BDI Pertamina RU III, Sahadi, Sabtu (27/3).
Ada tiga alasan utama dilakukannya khitan ini, yaitu alasan umum, keagamaan dan kesehatan (kultural, naqal dan aqal). Setiap anak laki-laki muslim pasti sudah menyiapkan diri untuk dikhitan sebelum mencapai umur akil baligh. Untuk itu 150 anak-anak dari keluarga kurang mampu dikhitan. Kegiatan tersebut merupakan salah satu bentuk siar Islam pada kepada masyarakat khususnya anak-anak berusia dini di lingkungan Pertamina RU III.
Agar anak tidak takut, penyelenggara memberikan hadiah berupa pakaian seragam, kain, tas dan uang tunia kepada anak-anak. Meski sudah diberikan hadiah, namun tidak sedikit dari anak-anak tersebut menangis bahkan menjerit ketakutan. Salma warga Talang Bali, orangtua dari Kiki (6) menuturkan putranya sudah saatnya untuk di khitan, agar pertumbuhannya lebih cepat. “Agama menganjurkan kalau anak laki-laki harus segera dikhitan sebelum berusia 10 tahun. Saya bersyukur dengan adanya kegiatan seperti ini,” katanya.
0 komentar:
Posting Komentar